Reaktansi Listrik

Reaktansi Listrik

Nino's Blog - Apa Itu Reaktansi Listrik.
Sobat Nino pernah dengar istilah reaktansi listrik? Kalo belum atau mungkin pernah tapi tidak terlalu memperhatikan, kali ini yuk kita pahami bersama. Bagi yang belum tahu Reaktansi Listrik adalah hambatan yang terjadi pada arus bolak-balik (AC) atau yang lebih tepatnya merupakan perlawanan sebuah rangkaian atau sirkuit elektronika terhadap perubahan tegangan atau arus listrik karena adanya induktansi atau kapasitansi.

Pada dasarnya reaktansi listrik hampir sama dengan resistensi atau hambatan listrik. Satuan dalam pengukurannya pun sama yaitu "Ohm (Ω)". Perbedaan antara reaktansi dan resistensi yang paling utama adalah nilai reaktansi hanya bisa diukur ketika dialiri listrik arus bolak-balik (AC). Kenapa bisa begitu? Karena reaktansi hanya terjadi ketika adanya perubahan tegangan atau arus listrik pada sebuah rangkaian. Sedangkan pada arus listrik searah (DC) nilai tegangan dan arus listriknya tetap atau konstan, sehingga tidak terjadi reaktansi pada rangkaian tersebut.

Dari deskripsi reaktansi diatas, reaktansi listrik AC bisa terjadi karena adanya dua sebab yaitu :

  1. Reaktansi Induktif.
    Reaktansi Induktif adalah hambatan yang terjadi akibat dari adanya gaya gerak listrik (GGL) induksi yang muncul pada sebuah induktor yang dialiri arus bolak-balik (AC). GGL yang muncul pada induktor memiliki arah yang berlawanan dengan arus yang mengalir sehingga menahan gerak arus listrik yang mengalir. Besarnya nilai reaktansi induktif berbanding lurus dengan besar arus listrik (A), frekuensi dan induktansi. Induktor adalah suatu komponen elektronika pasif yang bisa menimbulkan medan magnet ketika dialiri arus listrik serta mampu menyimpan listrik dalam waktu yang relatif singkat. Sebuah induktor biasanya merupakan sebuah gulungan kawat seperti kumparan pada trafo (kumparan trafo juga bisa disebut induktor).
  2. Reaktansi Kapasitif.
    Reaktansi kapasitif adalah hambatan pada kapasitor yang dilewati arus bolak-balik (AC). Kapasitor bisa diibaratkan sebuah baterai dengan kapasitas kecil yang mampu menyimpan energi listrik berdasarkan beda potensial pada kedua kutupnya (anoda dan katoda), jadi ketika dialiri arus searah (DC) maka arus hanya akan mengalir selama proses pengisian dan berhenti mengalir ketika kapasitor sudah penuh (Full). Sedangkan ketika dialiri arus bolak-balik (AC) maka arus akan singgah sementara masuk kedalam kapasitor kemudian akan kembali mengalir. Pada kapasitor maupun baterai tidak akan pernah mencapai kondisi penuh (full charger) ketika dialiri arus bolak-balik dan hanya akan bersifat sebagai penghambat aliran arus listrik saja (kalo tidak percaya silahkan coba charger baterai menggunakan arus bolak-balik, tapi ingat perbedaan tegangan jangan terlalu tinggi antara tegangan charger dengan tegangan baterai). Nilai reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan besar frekuensi arus listrik yang mengalir. Pada arus DC nilai frekuensinya bisa dikatakan nol (0), sehingga nilai reaktansinya adalah tak terhingga atau full resistan.
Kayaknya segitu dulu hasil belajar tentang reaktansi listrik yang bisa Nino rangkum dan uraikan disini. Semoga bisa menambah sedikit pengetahuan kita. Untuk sobat Nino yang lebih mengerti bisa dong memberikan koreksinya untuk tulisan ini.. Salam...


Comments

Popular posts from this blog

Tabel Ukuran Kawat Berdasarkan Kuat Arus Listrik

Kenapa Listrik Rumah Menggunakan Arus Bolak-Balik (AC)?

Bagian-Bagian Transformator Dan Fungsinya